SASTRA
LISAN
LAGU
DOLANAN JAWA
PADANG
BULAN
Lagu dolanan ini banyak
versinya, berikut ini syairnya:
I
Ya prakanca dolanan ing
njaba
Padhang bulan, padhange
kaya rina
Rembulane kang wis
ngawe-ngawe
Ngelingake aja turu
sore-sore
II
Ya Prakanca dolana nang jaba
(ayo
teman-teman bermain di luar)
Padhang bulan, padhange kaya rina
(rembulan
bersinar terang seperti siang hari)
Rembulane wis ngawe-ngawe
(rembulannya
sudah melambaikan tangan)
Ngelingake ojo turu sore-sore
(mengingatkan
jangan tidur sore-sore)
Ya prakanca dha padha mrene
(ayo
teman-teman bersama-sama kesini)
Bareng-bareng dolanan suka-suka
(bersama-sama
bermain suka ria)
Langite padhang sumebar lintang
(langit
terang penuh bintang)
Ya padha dolanan sinambi cangkriman
(ayo
bermain bersama sambil bermain tebakan)
Dalam
lagu ini syair dari tembang dolanan padang bulan apabila diterjemahkan kedalam
bahasa Indonesia menjadi:
Ayo
teman-teman bermain diluar
Cahaya
bulan yang terang benderang
Rembulan yang seakan-akan melambaikan tangan
Mengingatkan kita untuk
tidak tidur sore-sore
Dalam
tembang dolanan padang bulan mengandung makna religius atau keagamaan.
Maksudnya adalah kita hendaknya bersyukur kepada yang maha kuasa unuk menikmati
keindahan alam dan untuk menunjukkan rasa syukur itu kita diharapkan agar tidak
tidur diwaktu sore atau menjelang maghrib tiba, karena kita bisa melaksanakan
ibadah diwaktu malam dan waktu istirahat itu sudah ada kapan waktunya. Jadi
tidur menjelang maghib atau tidur sore-sore itu terkadang membuat orang
ling-lung atau seperti orang yang kebingungan. Dan biasanya orang yang sering
tidur diwaktu sore seperti kehilangan ingatan sebentar tetapi selanjutnya akan
susah kalau mau tidur lagi mesti orang itu bergadang akhirnya.
Dalam
lagu dolanan padang bulan ini bunyi atau rimanya itu bersajak AA BB karena
baris pertama dan kedua huruf terakhir vokalnya sama ( a a ), dan begitu pula
baris ketiga dan keempat huruf terakhirnya sama vokalnya yaitu ( e e ). Tanda
yang terdapat dalam lagu dolanan tersebut pada baris kedua padhang bulan, padhange kaya rina yang menunjukkan bahwa pada saat
itu bulan bersinar terang banget seperti siang hari dan ada juga pada baris ke
empat ngelikake aja turu sore-sore
yang bertanda bahwa tidur sore itu tidak baik atau orang jawa mengatakan “ora
ilok”. Suasana dalam lagu tersebut menggambarkan pada waktu sore saat matahari
akan tenggelam dan saat itu juga bertepatan dengan bulan yang teran benderang
seperti bulan purnama, orang tua biasanya mengingatkan anak-anaknya agar tidak
tidur dahulu sebelum malam tiba atau waktu istirahat menghampiri.
Dalam
lagu dolanan padang bulan ini bermaksud untuk mengingatkan anak-anak kecil dan
pemuda-pemudi agar tidak tidur sore-sore karena itu waktunya beribadah. Jadi
waktu beribadah jangan digunakan untuk istirahat lebih baik untuk bermain-main
atau belajar dahulu daripada untuk tidur, sebab istirahat itu ada waktunya
sendiri. Jadi mulai dari kecil atau sekarang sebelum terlambat belajarlah
memanage waktu sebaik mungkin, agar dewasa kelak dapat mengatur jadwal dan
cita-cita atau impianmu mudah tercapai.
Lagu Dolanan Gotri Nagasari
Gotri Nagasari
Gotri legendri nogosari, ri
Riwul iwal-iwul jenang katul, tul
Tulen olen-olen dadi manten, ten
Tenono mbesuk gedhe dadi opo, po
Podheng mbako enak mbako sedeng,
deng
Dengklok engklak-engklok koyo kodok
versi sanesipun:
Gotri Nagasari
Tri logendri nagasari ri
Triwul iwal iwul jenang katul..tul
Dolan awan-awan ndelok manten ..ten
Titenano mbesok gedhe dadi opo..po
Podho mbako enak mbako sedheng dheng
Dhengkol ela-elo dadi kodok
versi sanesipun:
Gotri Nagasari
Tri logendri nagasari ri
Triwul iwal iwul jenang katul..tul
Dolan awan-awan ndelok manten ..ten
Titenano mbesok gedhe dadi opo..po
Podho mbako enak mbako sedheng dheng
Dhengkol ela-elo dadi kodok
Lagu dolanan ini cenderung memainkan rima, kata-katanya
berulang-ulang seperti kata iwal-iwul, awan-awan, ela-elo dan dalam kata
tersebut kembali berulangnya itu dibagian akhir kalimat kata yang diakhir
kalimat yang diambil misalnya dalam kata nagasari ‘ri’, katul ‘tul’, manten
‘ten’, opo ‘po’ dan yang terakhir sedheng ‘dheng’. Pola didalam lagu ini itu
adalah pola yang unik, bahwa setiap rima suku kata akhir kalimat akan menjadi
suku kata pembuka kalimat berikutnya. Suasana yang terdapat dalam lagu dolanan
ini pada siang hari disaat ada orang yang lagi menikah sedang melaksanakan akad
atau perjanjian yang berisikan agar dalam pernikahan itu ada suatu tujuan yang
mendalam dan bertumpu pada suatu titik temu tertentu. Lagu ini menggunakan
majas metafora karena dalam syairnya mengibaratkan dengan sesuatu yang berbeda.
Lagu dolanan gotri nagasari ini mengandung makna yaitu bahwa
setiap manusia harus mempunyai tujuan didalam hidupnya. Dari kecil manusia
sudah diajari bagaimana hidupnya nanti jika ia telah beranjak dewasa dan akan
menjadi tua. Terutama jika akan mencari jodoh manusia itu harus berhati-hati
dalam memilih, jangan sampai salah. Jika salah hidupmu akan seperti katak yang
hanya plonga-plongo. Memang orang-orang sekarang itu sudah tidak memperhatikan
hal yang sekarang dianggap sepele atau bahkan sudah terlupakan oleh masyarakat
zaman sekarang. Anak-anak sekarang sudah tidak peduli atau memang belum tau
bahwa didalam negerinya itu terdapat banyak kebudayaan yang slah satunya lagu
dolanan jawa ini. Lagu dolanan jawa sepertinya akan rapuh atau bisa dikatakan
sudah menghilang, maka dari itu kita sebagai generasi muda mulailah cintai dan
lestarikan budaya yang ada dinegeri kita ini. Sungguh kasihan para leluhur dan
nenek moyang kita, mereka akan menangis dan kecewa melihat anak cucunya yang
tak mempunyai rasa peduli terhadap kekayaan dan budayanya sendiri.
Nada akhir dari kalimat lagu kedua menjadi nada final atau
nada akhir dari keseluruhan kalimat lagu tersebut, tetapi sekaligus menjadi
nada awal dari kalimat lagu yang baru. Didalam lagu ini terlihat bahwa susunan
kontur melodinya itu sederhana dan memiliki kecenderungan yang berulang seperti
sebuah siklus. Kesederhanaan yang ada ini sangat sesuai dengan dunia anak
karena lagu ini mudah diingat dan dinyanyikan yang nadanya hanya naik dan turun
saja. Tetapi teks diatas itu tidak mudah atau akan sulit dimengerti oleh
anak-anak zaman sekarang karena kesulitan pemahaman terhadap bahasa yang
dipakai ( bahasa jawa yang dulu/lama ) dan sering dalam lagu seperti itu
menggunakan kata yang tidak berarti begitu juga dengan kalimatnya terkadang
tidak dapat menyambung dengan kalimat lainnya.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa lagu tersebut tidak
sekedar lagu yang mempermainkan kata saja, tetapi dibalik itu ada permainan
logika dan rasa musikal yang dapat menumbuhkan semangat anak.
Siji loro telu
siji loro telu...
astane sedeku.....
mirengake pak guru,
menawi di dangu....
papat, nuli limo....
lenggahing sing toto....
ojo podo sembrono,
mundak ora biso
astane sedeku.....
mirengake pak guru,
menawi di dangu....
papat, nuli limo....
lenggahing sing toto....
ojo podo sembrono,
mundak ora biso
Dalam lagu ini tersirat makna yang baik juga untuk anak-anak
TK atau PAUD. Lagu ini bunyi atau rimanya bersajak AAAA baris 1-4 itu huruf
akhir vokalnya sama semua yaitu “U” sebaliknya dengan baris 5-8 juga seperti
itu huruf akhirnya “O”. kata dalam lagu ini mudah diinget dan cepat dipahami
oleh siapapun yang mendengar lagu tersebut. Makna yang terkandung dalam lagu
tersebut adalah agar setelah bel berbunyi atau sudah mendengar tanda masuk
anak-anak langsung bergegas duduk dengan rapi, tangan dilipat tumpang tindih
(sedeku). Kemudian lekas mendengarkan dengan baik saat bapak dan ibu guru mulai
mengajar. Jika ditanya oleh Bu Guru lekas acungkan tangan keatas kemuian jawab
sebisanya jangan takut salah. hal yang paling penting yaitu jangan sampai
bersenda gurau dan gaduh saat pelajaran ( belajarlah untuk menghargai orang yang
sedang berbicara, apalagi orang tersebut lebih tua dari kita ). Suasana yang
tergambarkan didalamnya yaitu pagi hari yang cerah juga semua orang terlihat
bahagia dengan senyum pagi mereka kepada dunia tetapi terwakili oleh banyaknya
anak-anak kecil yang sungguh begitu riang dan kelihatan tanpa ada beban yang
terbesit dipikirannya.
Didalam tembang siji loro telu ini mengandung ajaran moral
yang luhur budinya, agar anak tidak gaduh dengan sendirinya. Lagu ini juga
mengajari bab tentang masalah angka dengan urut-urutannya.
KONING
Koning-koning kawula,
Kae lara-lara
Ngenteni si kodhok lengking,
Endhog siji kapipilan
Endhog loro kacombaran
Dhi oyak-oyak tawon
geni,
Ni, cangkir cendhana,
Kiwa mbang cepaka,
Sisih mbang telasih,
Sabuk bendha kayu loka,
Bung kecubung kemlungkung,
Mentiyung neblem,
Lie guna lir bayar,
Tak gelung-gelung malang
Tak gelung-gelung kondhe,
Ambune walang gudheder,
Anggesondher angelewer
Koning-koning
JA RATU
Ja ratu, ja ratu sewandana,
Angundhuh semangka jingga,
Raden ayu tampanana,
Ana bendhe rowe-rowe,
Bendhene si Panji Raden,
Remu-remu kecubung kalingan nila,
Nila werdi, golak-galing aneng beji,
Dhog-dhog pyar putrine saweg napa.
Anti-anti
Anti-anti
njogeda selaning damuh
Genjong
anggung leter
Bedhuh
telu jambe dami supit urang kayu
Lanang
aja singset aja kendho
Yen
kendho mungsuhmu lara
Yen
singset mungsuhmu seket
Tapiha
lurik kembena bathik
Ora
lali klesedan turu njogan ngalih longan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar